Kamis, 13 Februari 2014

Kampung Bena


KAMPUNG BENA


Kampung Bena adalah salah satu perkampungan megalitikum yang terletak di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Tepatnya di Desa Tiwuriwu, Kecamatan Aimere, 19 km selatan Bajawa ibukota Kabupaten Ngada.[1] Bertengger dengan berporoskan pada Gunung Inerie (2.245 mdpl), Kampung Bena di Bajawa adalah salah satu dari desa tradisional Flores yang masih tersisa meninggalkan jejak-jejak budaya megalit yang mengagumkan. Keberadaannya di bawah gunung merupakan ciri khas masyarakat lama pemuja gunung sebagai tempat para dewa.
Kehidupan di Kampung Bena dipertahankan bersama budaya zaman batu yang tidak banyak berubah sejak 1.200 tahun yang lalu. Kampung ini saat ini terdiri kurang lebih 40 buah rumah yang saling mengelilingi. Badan kampung tumbuh memanjang, dari utara ke selatan. Pintu masuk kampung hanya dari utara. Sementara ujung lainnya di bagian selatan sudah merupakan puncak sekaligus tepi tebing terjal.[2]
Kampung Bena juga memiliki halaman luas yang disebut kisanantha, atau ruang publik berupa halaman yang merupakan orientasi setiap kegiatan ritual. Di sini terdapat sejumlah bangunan yang disakralkan masyarakat sebagai perwajahan leluhur mereka, ngadhu dan bagha. Ngadhu merupakan simbol perwajahan leluhur laki-laki, bangunannya menyerupai payung sedangkan bagha semacam miniature rumah sebagai perlambang perwajahan leluhur perempuan.[3]
Di Kampung Bena ada 9 suku yang menghuni secara rukun, yaitu: suku Dizi, suku Dizi Azi, suku Wahto, suku Deru Lalulewa, suku Deru Solamae, suku Ngada, suku Khopa, dan suku Ago.  Masing-masing suku memiliki rumah yang secara morfologi bentuk bangunannya adalah rumah panggung. Pembeda antara satu suku dengan suku lainnya adalah adanya tingkatan sebanyak 9 buah. Setiap satu suku berada dalam satu tingkat ketinggian. Rumah suku Bena sendiri berada di tengah-tengah. Karena suku Bena dianggap suku yang paling tua dan pendiri kampung maka karena itu pula dinamai dengan nama Bena.[4]  
Kampung Bena sama sekali belum tersentuh kemajuan teknologi. Arsitektur bangunannya masih sangat sederhana dan tetap terjaga. Hingga kini pola kehidupan serta budaya masyarakatnya tidak banyak berubah. Dimana masyarakatnya masih memegang teguh adat istiadat yang diwariskan oleh nenek moyang mereka. Kehidupan yang luar biasa dimana keramahan penduduknya dipadu dengan budaya yang tetap terjaga tanpa tersentuh arus modernisasi.(yra)

9 Juli 2013
 




[1] id.m.wikipedia.org/wiki/Kampung_Bena, diakses tgl. 13 Februari 2014
[2] Ibid.
[3] www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=15&id=7271, diakses tgl. 13 Februari 2014
[4] travel.kompas.com/read/2012/02/22/1935413/Bena.Kemegahan.Warisan.Budaya.Zaman.Batu.di.Flores, diakses tgl. 13 Februari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar